Secara historis, kelahiran Pancasila merupakan suatu fase penting dimana Indonesia saat itu mengalami titik balik dari kehidupan yang terombang-ambing ke kehidupan yang merdeka secara tegas. Ini dibuktikan dengan adanya keinginan untuk melahirkan suatu pegangan yang sama yang dimana didalamnya nantinya akan mewakili seluruh kepentingan masyarakat Indonesiayang bersifat majemuk ini.
Di saat dunia mengalami perpecahan dengan adanya dikotomi
antara blok Barat dan blok Timur sehingga begitu terasa pada Indonesia yang sempat mengalami
kebimbangan akan dasar ideologi bangsa yang harus dipegang. BlokBarat yang
memilii ideologi liberal yang mengkontradiksikan kebenaran dari ideology komunis
yang dmiliki blok kTimur dan begitu juga sebaliknya. Masyarakt Indonesia
sendiri saat itu membutuhkan suatu pegangan yang kokoh untuk merepresentasikan
tujuan dari Negara Indonesia dan berangkat dari situlah ide-ide tentang dasar ideology
dirampungkan oleh Indonesia.
Apabilakita menggali tentang Pancasila, maka kita akan
menemukan suatu benturan antara kaum sekuler dan kaum agamis. Dimana kaum
sekuler ingin membentuk ideologi yang bersifat nasionalis dan kaum agamis ingin
menjadikan Indonesia menjadi Negara Islam. Dan akhirnya melalui berbagai cara
dan jalan untuk menemukan titik temu antara dua kubu ini lahirlah Pancasila
yang sudah mewakili kaum agamis dengan toleransi terhadap Indonesia yang pada
kenyataannya merupakan Negara majemuk dan tentunya telah mewakili pihak sekuler
dengan adanya peleburan ini maka nasionalisme yang mereka usulkan telah rampung
menjadi satu gerakan yang pasti.
Sebagai representasi dari bangsa Indonesia maka dalam proses
menemukannya harus dengan menggali nilai-nilai yang sudah ada pada bangsa itu
sendiri. Sehingga pada tiap sila yang terdapat dalam Pancasila telah mewakili
berbagai golongan, agama, suku, dan budaya yang sejak lama mendiami alam
Indonesia. Itu terbukti pada sila pertama yang begitu pluralistik mewakili tiap
agama yang ber Tuhan dan sila ke empat yang menjunjung tinggi gotong royong
adalah hasil dari penggalian kulutural yang bersifat komunalistik dimana masyaraka
tdesa pada waktu itu terlebih dahulu mementingkan kepentingan bersama sebelumk kepentingan
pribadi.. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pncasila tidak lahir pada tanggal
satu Juni, tapi Pancasila berhasil ditemukan pada tanggal satu Juni.
Pancasila adalah philosophy groundslag atau falsafah dasar
bangsa Indonesia kata Bung Karno. Begitu pula dalam pandangan Nawiasky yang
mengatakan bahwa Pancasila adalah norma fundamental Negara (staatfundamentalisnorm).
Dalam artian bahwa Pancasila merupakan fundamen dasar dimana pemikiran dan
gerakan Indonesia yang telah direpresentasikan pada alinea ke 4 pembukaan UUD
dapat terealisasikan dari alam id eke alam realitas.
Selama ini saya masih menyayangkan karena pada kenyataannya
masih banyak orang yang memandang bahwa Pancasila berupa ideologi. Ini
merupakan suatu fenomena kesesatan berfikir (fallacy of logic). Padahal
Pancasilalah yang menyatukan berbagai ideologi dalam satu keranga berfikir yang
sama. Maka ketika ada pihak yang masih berani menyatakan bahwaPancasila adalah ideologi,
saat itu juga dia sedang merendahkan Pancasila.
Bila kita menggali makna sebenarnya dari ideologi maka saya
akan sepakat dengan pernyataan Ayatullah Murthadha Muthahhari yang mengatakan
bawha ideology adalah hasil dari pandangan dunia. Dalam bukunya tentang
pengantar epistemologi beliau mengatakan bahwa setiap individu membutuhkan
pandangannya sendiri akan dunia sehingga konsepsi pribadi terhadap dunia tlah
memberikan arah dan tujuan dari hidupnya sendiri. Dalam kaitannya dengnan
Pancasila, saya rasa akan merendahkan nilai Pancasila tatkala mengatkan bahwa
Pancasila adalah sebuah ideologi. Karena dari arus ideology dunia, Pancasila
sebenarnya lahir untuk menyatukan ideologi-ideologi tersebut. Kita dapat
mendapati prinsip komunisme, liberalis, dan agamis di Pancasila. Jadi Pancasila
lebih dari sekedar ideology karena Pancasilalah yang menyatukan berbagai
pandangan dunia yang lahir di alam Indonesia.
Selain itu dalam hierarki tatanan kehidupan bernegara apabila
kita mengurutkan dari atas ke bawah makaakan kita temukan falsafah dasar terlebih
dahulu sebelum ke tahap ideologi dan setelah itu ada politk dan strategi. Ini
menunjukan bahwa harus ada satu falsafah dasar yang merupakan fundamen dari ideologi
yang kemudian melahirkan wujud politiknya. Falsafah inilah yang disebut
Pancasila oleh Soekarno.
Saya juga ingin mengkritik konsepsi 4 pilar kebangsaan yang
dicetuskan oleh Taufiq Kiemas yang mengatakan bahwa dalam kehidupan berbangasa
dan bernegara kita harus memegang teguh konsepsi tentang Pancasila sebagai
dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai
Konstitusi Negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagi bentuk Negara, dan
Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan Negara yang semuanya merupakan
pilar-pilar yang memperkokoh kehidupan berbangsa dan bernegara. Saya tidak
menyetujui argumen yang menjadikan Pancasila sebagai pilar sebab Pancasila
merupakan fundamen Negara. Ketika suami dari Megawati Soekarnoputri ini
mengatkan bahwa Pancasila adalah pilar kebangsaan maka dia telah merendahkan
posisi Pancasila dalam kaitannya dengan tatanan kemasyarakatan sekaligus
menghianati pemikiran dari para founding father kita.
Masyarakat Indonesia sebagai manusia adalah insan yang hidup
berkelompok (zoon politicon) yang menampilkan diri sebagai insan social (homo
politicus) sekaligus aspek insan usaha ( homo economicus) dalam arti bahwa cara
berfikir dan bergerak masyarakat Indonesia adalah untuk kesejahteraan bersama.
Dalam konteks Pancasila yang saya bahas ini, masyarakat Indonesia yang sebagai Negara
majemuk tentu seringkali mengalami gesekan dan bahkan benturan antar agama, suku, budaya, golongan dan juga ideologi.
Maka kemudian Pancasila sebagai fundamen dasar bangsa Indoensia merupakan “solidarity
making” yang meleburkan berbagai perbedaan menjadi satu kesatuan yang utuh dan
tegas sehingga terciptalah harmonisasi antara kedamaian dan kesejahteraan yang
selama ini senantiasa didambakan seluruh masyarakat Indonesia.
Salam!

0 Komentar