Kawan saya, Eca, punya jalan
hidup yang tak sederhana. Satu malam ia pernah cerita tentang sepenggal
hidupnya. Meski dari luar tampak supel dan friendly,
ia sesungguhnya penyuka gaya hidup rapsodi. Pernah ia keluar dari zona
nyaman Yogyakarta, mengembara hingga ke Jatinangor, menjauhi peradaban manusia
yang selama ini ia akrabi. Berbulan-bulan ia mengasingkan diri. Mencari
kejujuran dari lubuk kesunyiannya. Dan ia tak juga dapati itu.
Akhirnya dia capek menjadi
orang asing. Ia kembali ke Yogyakarta dan mendapati semua teman-temannya sedang
asik memainkan game online yang santer dibicarakan publik. Eca tak mau jadi
alien di tongkrongannya. Ia pun ikut memainkan game itu, dan setiap malam
mereka membunuh waktu dengan cara yang sama, sampai menembus pagi.
Saban waktu kawan-kawan Eca
mulai jenuh. Satu per satu mereka tinggalkan permainan itu. Saat Eca merasa
sudah waktunya untuk pergi meninggalkan permainan daring tersebut, ia dengar gossip
samar-samar kalau ternyata game itu dapat membuahkan penghasilan yang berlimpah
ruah. Dengan usaha dan obsesi berburu uang jajan, dimulailah petualangan Eca
sebagai seorang joki Mobile Legend.
Dengan cepat jasa joki Eca
laris manis di Yogyakarta. Bahkan yang berlangganan pada Eca banyak yang
berasal dari luar daerah. Sungguh pekerjaan yang menyenangkan. Pekerjaannya
hanyalah bermain. Slogan jasa jokinya sederhana dan gampang diingat: “Harga
murah, kerja cepat, dan hasil puas!”
Memang betul. Banyak
pelanggan yang puas. Eca berhasil merawat kepercayaan pelanggannya. Selalu ada
orang-orang baru yang datang setiap harinya. Berapapun bintang yang diminta
oleh sang pelanggan pasti akan dikabulkan oleh Eca dengan cepat—secepat
bintang-bintang jatuh dari langit.
Bisnis jasa Eca laris manis.
Dia lalu mulai percaya diri memperlebar sayap. Kini Eca sebagai CEO jasa joki
juga melayani permainan daring lain seperti PUBG, Hago, dan Games of Sultan
yang kerap muncul sebagai iklan di Instagram.
Sayang seribu sayang, Eca
harus mati muda. Dia dibunuh oleh mafia Esports yang mau memonopoli pasar joki
dunia game. Syukurlah berkat usaha Eca membuka banyak lapangan pekerjaan dan
doa-doa baik dari pelanggan setianya, Eca diizinkan Tuhan masuk surga.
Di padang alam baka yang
luas dan tak terbatas, Eca ketemu seorang mantan pelanggannya dulu.
Pertama-tama mantan pelanggan itu curhat karena banyak berbuat dosa. Lalu
bertanya, apakah Eca masih menyediakan jasa joki untuk menjalani siksaan
neraka. Dengan sigap dan cekat Eca menjawab: “Harga murah, kerja cepat, dan
hasil puas!”
Lalu dimulailah petualangan
Eca menyusuri lembah maut di rimba neraka. Dalam neraka yang bengis itu, Eca
mengerti bahwa tiap orang disiksa sesuai dengan dosa-dosa mereka di dunia. Dan
kebetulan oknum yang meminta jasa joki dari Eca ini, dosa terbesarnya adalah
menggunjing orang lain. Jenis siksaan untuk kategori dosa begini adalah
pemotongan lidah berulang-ulang. Lidah si pendosa dijulurkan lalu dipotong
algojo neraka, lalu lidah itu tumbuh lagi, lalu dijulurkan lagi, lalu dipotong
lagi, lalu dijulurkan lagi, dan seterusnya, dan seterusnya …
Yang mengejutkan adalah,
ketika tiba giliran Eca untuk dihukum, justru kapak algojo neraka itulah yang
putus! Sedangkan lidah Eca masih terjulur angkuh dan baik-baik saja. Ternyata
oknum yang dijokikan Eca ini adalah admin Lambe Hurat, yang konon lidahnya jauh
lebih tajam daripada semua senjata di neraka.
Kabar tentang Eca si joki
tangguh lantas tersiar luas sampai ke seantero neraka. Pun, kabar itu tak luput
dari telinga Lucifer, si kuncen neraka paling sadis. Sosok Eca telah
menumbuhkan rasa penasaran hebat dalam benak Lucy (sapaan akrab Lucifer). Ia
lalu mendatangi tempat kejadian perkara di mana Eca dihukum. Sesampai di lokasi
Lucy langsung tercengang takjub, ia kaget melihat altar eksekusi Eca dijejali kapak,
pedang, belati, dan bahkan guillotine yang patah hingga berkeping-keping.
Sedangkan Eca sendiri, lagi berdingklik santai sembari menjulur-julurkan lidah
dengan sombong sepersis anak kecil meledek musuhnya.
Tiba-tiba terlintas ide
pintar di benak Lucy. Dia lalu berencana menyewa jasa Eca ini. Lucy mahfum
bahwa bakat Eca ini sungguh berkah bagi bisnis. Dengan gesit Eca jawab: “Harga
murah, kerja cepat, hasil puas!”
Syahdan jasa joki Eca laris
manis hingga di neraka pertama sampai ketujuh. Lucy tidak perlu menggaji
algojo-algojonya yang tak berguna dan tak perlu menyewa pandai besi untuk
mengasah senjata lagi.
Demikianlah satu kisah
sukses yang inspiratif. Bukan dari Jess No Limit, bukan dari In Your Dream,
atau gamers kondang lainnya. Merintis
karir joki dari nol hingga menjadi langganan utama kuncen neraka memang tidak
mudah. Orang-orang yang ingin memetik motivasi lalu mengejar-ngejar Eca dan
meminta wejangan. Dengan suara berwibawa dan bermartabat, Eca menasihati: “Harga
murah, kerja cepat, dan …?”
“Hasil puas!”
0 Komentar