Saya
kerap memutar musik dari film yang baru saja selesai saya tonton lalu
merenung untuk beberapa waktu membiarkan pikiran saya mengembara semaunya.
Musik membantu saya mengelola “pengalaman rasa” setelah mata selesai bekerja.
Barangkali, ini seperti “after taste” usai menyeruput kopi. Ada aroma yang yang
tersisa di rongga hidung kita yang entah di bagian mana. Yang memberi efek pada
otak, lalu mengaktivasi listrik di beberapa neurotransmitter untuk saling
menghubungkan ingatan akan pengalaman tertentu. Sebelum ingatan akan pengalaman
konkret itu tiba, emosinya sudah jatuh duluan. Secepat suara ketimbang cahaya
petir.
Kepala saya masih menyimpan bayang-bayang
dua tangan yang saling bertumpuk di atas meja itu, di depan sebuah lanskap desa
yang bernuansa burgundi. Menatap betapa sempit dunia dan betapa luas penafsiran
manusia atas sesuatu yang disebut perasaan itu. Hal asing yang bergasing di
dalam diri kita dengan liar. Yang membikin kita repot dan pusing selalu.
Sepanjang film kita selalu mendengar suara
batin tiap tokoh yang tak diucapkan kepada tokoh lainnya. Yang membuat kita
seolah-olah menjadi tahu sekaligus tak tahu apa yang mereka alami. Sebab,
mereka toh tak memahami apa yang dialami mereka sendiri. Tapi dengan begitu,
film ini, membuat saya dan karakter-karakter yang bermain di dalamnya seolah-olah
berkomunikasi secara batiniah. Saya seolah-olah punya pintu masuk rahasia
menuju palung bahasa batin mereka yang paling membingungkan.
Film ini, benar-benar mengantar saya
menuju ke masa remaja yang jauh itu, yang liar, dan antah berantah, penuh
dengan hal-hal tak tertebak. Beberapa kali harus diselingi penyesalan, tapi
pada akhirnya, kami kemudian hanya harus mengerti bahwa apa yang terjadi adalah
sesuatu yang mesti terjadi untuk memastikan apa yang sebenarnya bergejolak di
dalam diri masing-masing.
Melalui masa remaja adalah melalui masa
yang penuh dengan naik-turun, seperti roller-coaster,
tidak tertebak, penuh jebakan, tapi juga penuh kejutan. Namun itulah yang
membuat sebuah permainan menarik bukan?
0 Komentar