Street in Paris in May 1871 (1903-1905) - Maximilien Luce
Mampir
ke rumah makan
iklan
demi iklan tebar pesona
mencolek
dagu sopir truk itu;
mencuri
perhatian para majikan
“hei
aku, sekuning harapan matahari
ketika
pengetaman!” yang lain
bersikut:
“bukankah aku semerah
perjalanan
darah sepanjang mata?”
yang
lain ikut masuk: “di langit yang
biru,
rakyat akan terbang.”
Politik
memang perlu warna
untuk
memberi makna kepada
tubuhnya
yang ringkih
sementara
itu sopir truk
acuh
tak acuh, partai politik
tidak
lebih sekadar kulit daging
yang terselip di sela-sela gusi
0 Komentar