Saul Steinberg Metaphor for Consciousness

Apa yang membuat kita bisa menaklukkan planet ini dapat dijelaskan dengan melacak jejak pengembaraan 70.000 tahun silam, ketika kita dikaruniai revolusi kognitif oleh keberuntungan evolusioner. Manusia adalah makhluk yang memiliki otak yang sangat keci, tapi konsumsi energinya sebanyak 25% dari tubuh. Perjalanan panjang manusia menyiasati kematian dan menyusun peradaban adalah produk terbaik yang dapat dipersembahkan otak dan kesadaran kita. Disertai segala perangkat berpikir seperti filsafat dan sains, kita kemudian dapat menjelaskan banyak hal dalam alam semesta yang mulanya tampak luas tak terbatas ini. Namun dari sekian banyak yang telah diterangkan kesadaran, kita masih banyak buta terhadap kesadaran itu sendiri. Bahkan sampai hari ini, pencarian akan teka-teki kesadaran tidak pernah usai.

 

Kesadaran adalah hal paling familiar sekaligus paling misterius dalam diri kita. Dalam kuliah Youtube dari crash course philosophy, kesadaran didefinisikan sebagai keinsafan kita tas diri kita sendiri dan lingkungan di sekitar kita. William James, psikolog Amerika, mendefinisikan kesadaran sebagai gerakan kontinyu, perubahan terus menerus, dan aliran yang tak putus-putus, yang dapat diringkas dalam istilah “aliran kesadaran” (stream of consciousness). Aliran kesadaran kemudian diadaptasi dalam teknik penulisan non-fiksi modern untuk membangun sudut pandang (point of view) narrator yang mengesankan kita dapat mengintip aktivitas kesadaran yang beragam macam: terjaga, mabuk (karena stimulus obat-obatan atau zat psikedelik), bermimpi, atau pun tidur.

 

Salah satu cabang ilmiah yang disandera penasaran terhadap kesadaran adalah neurosains kognitif, yakni studi tentang bagaimana aktivitas otak terhubung dengan proses mntal seperti berpikir, memprosesi informasi, memori, dan kemampuan berbahasa. Salah satu pertanyaan yang melahirkan debat besar dalam soal ini adalah apakah segala hal yang psikologis adalah juga biologis? Pertanyaan itu menghadirkan dua gerbong argumentasi yang saling bertikai: dualisme dan fisikalisme. Dualisme akan mengafirmasi pertanyaan itu. Fisikalisme akan menegasi pertanyaan itu, dan berkata bahwa segala hal yang kita kira psikologis adalah biologis yang belum dapat diterangkan, bahwa emosi bukanlah hal abstrak yang aneh melainkan ritme bio-kimiawi otak semata. Bahwa kesadaran tak lebih dari polusi mental semata.

 

Selain itu, yang menarik dari kesadaran juga adalah soal bagaimana kesadaran bisa bekerja sebagai inventaris informasi. Diri kita menerima 11 juta bit informasi per detik tapi kesadaran rupanya hanya memilih sekitar 40 informasi saja. Hal ini disebut dengan atensi selektif (selective attention), bahwa kesadaran berfokus pada stimulus khusus atau sekelompok stimulus saja. Contoh paling sederhana disebut “efek pesta koktail”: Anda mungkin pernah berada di tengah pesta koktail dengan music yang bergemuruh dan seribu satu orang menjejali seisi ruangan lagi berteriak-teriak berbagi cerita. Tapi dalam kerusuhan informasi itu, Anda ternyata bisa tetap fokus berhadapan dengan teman bicara Anda tanpa terganggu sama sekali. Sederhananya, kesadaran tak ubahnya lampu sorot di panggung yang hibuk.

 

Selain atensi selektif, kita juga kenal kebutaan non-atensional. Contoh paling terkenal dalam psikologi eksperimental adalah gorilla tak terlihat. Dalam sebuah video, kita disuruh mengamati bola basket yang dimainkan oleh beberapa orang. Sampai akhir video, kita lalu menyadari bahwa terdapat gorilla yang berjalan menerobos sekumpulan orang yang bermain basket itu. Hanya 50% dari pengamat yang menyadarainya. Fenomena psikologis ini dikenal dengan misdirection oleh para pesulap atau oleh Kuroko bagi yang cinta anime. Pesulap bekerja dengan memanfaatkan perubahan titik buta, yakni fenomena psikologis di mana kita gagal menyadari perubahan dalam diri kita maupun lingkungan kita. Dan trik pesulap ini, semakin banyak digunakan oleh para pengembang teknologi untuk memanfaatkan kita memburu jutaan titik buta yang berserakan di depan layar gawai. Tak heran Harari berkata, bahwa musuh utama di dunia yang disesaki distraksi adalah irelevansi.