Weight of Wonder - Katherine Gray

 


Kebajikan jauh lebih fundamental daripada agama. Kebajikan (virtue) merupakan hal paling esensial bagi masyarakat atau ekonomi agar bisa berjalan dengan baik.

 

Hari ini, keyakinan modern dari ekonomi ialah kebajiakn atas mementingkan diri sendiri dengan motif profit dan kebijaksanaan. Deidre McCloskey berkata, “greed is good”.

 

Meskipun kini dikenal sebagai seorang libertarian, McCloskey pernah menjadi Marxisme tulen. Lalu dia hijrah ke University of Chicago, mengambil konsentrasi ekonomi. Lambat laun ia menjadi lebih dewasa dan dapat melihat segalanya dengan lebih jernih. Kebijaksanaan menjadi kebajikan dari keuntungan memperhatikan diri sendiri dan individualisme merupakan sebuah kebajikan, karena kita ingin semua orang dapat mengurus dirinya sendiri dengan baik.

 

Sikap ini penting secara sosiologis, ekonomik, dan politis. Untuk memahami ini kita perlu melampaui utilitarianisme Jeremy Bentham yang menekankan kebijaksanaan sebagai satu-satunya yang penting (prudence) dan etika Kantian yang mematuhi perintah moral dengan jargon keadilan miliknya (justice).

 

Segala jenis kebajikan seperti cinta, keadilan, keugaharian, keberanian, dan harapan, semua bisa direduksi dalam kebijaksanaan (prudence). Bentham berusaha mereduksi semua itu dalam kebijaksanaan, Kant ingin mereduksinya ke dalam keadilan (justice). Dan baik kebijaksanaan dan keadilan, tidak pernah berhasil dalam setiap tempat dan setiap zaman.

 

McCloskey menarik argumentasinya jauh sampai ke Aristoteles yang membagi empat jenis kebajikan. Pertama adalah keberanian yang terwujud dalam masyarakat militer. Kedua keadilan, tentang bagaimana kita memperlakukan orang lain sebagaimana yang layak mereka terima. Ketiga adalah keugaharian, yakni soal control diri. Terakhir adalah kebijaksanaan. Tradisi Barat selalu beranjak dari batu gagasan ini.

 

Sedang kebajikan cardinal, atau kebajikan Kristen terdiri dari iman, harapan, dan cinta. Tapi bukan berarti Kristen bisa mempraktikannya dengan baik. McCloskey lalu berupaya menafsirkan kebajikan Kristen tersebut dalam bingkai interpretasi secular. Harapan diartikan sebagai proyeksi, untuk memahami tempat yang mesti kita tuju. Takdir adalah kebajikan untuk memiliki identitas. Intinya adalah melihat ke belakang. Sebagai komplementer dari pandangan ke depan. Terakhir adalah cinta, dan inilah unsur yang paling mulia. Cinta di sini lebih mirip dalam agape, cinta tertinggi dalam terminologi Yunani.

 

Deidre McCloskey memang salah satu yang kontroversial kontemporer ini. Gagasan yang banyak mencuri perhatian dalam tiap debat ekonomi adalah, upaya McCloskey mengintegrasikan kebajikan Aristotelian dan kebajikan Kristen dalam kebajikan borjuisnya. Keduanya harus harmonis, harus seimbang. Tidak boleh saling mengekslusi satu sama lain. Sebab bila hanya ada keberanian dan takdir, maka terciptalah fasisme, yakni ketidakseimbangan kehidupan manusia. Bila hanya ada keadilan dan harapan maka terciptalah sosialisme, yakni ketidakseimbangan masyarakat manusia.

 

Yang kita butuhkan, ungkap McCloskey dengan tegas, adalah ke-7 nilai tersebut. Secara sekaligus.

 

Masyarakat kapitalisme modern menurutnya harus jadi liberal sejak dari akarnya. Ke-7 nilai tersebut harus terintegrasi satu sama lain.

 

Dalam masyarakat yang baik, semua warga sipil tidak boleh secara bersamaan merupakan orang jahat, tidak boleh kita berpikir bahwa kebijaksanaan adalah satu-satunya kebajikan, tidak boleh kita berpikir bahwa harapan dan ketidakadilan adalah satu-satunya ideal bagi masyarakat sosialis. Jika kau menengok sedikit ke abad 20, abad paling muram dalam sejarah, barangkali kau bisa menciptakan Hitler atau Stalin.

 

Maka satu-satunya yang kit abutuhkan dalam ekonomi bukanlah kebajikan yang kejam, bukan keadilan dalam kehidupan paling personal. Kita butuh keseimbangan sebagaimana filosofi Cina klasik, atau filsafat India klasik, atau filsafat Yunani kuno. Kita butuh keseimbangan dari ke-7 nilai tadi.

 

 

Dengan ketujuh nilai tadi, maka kebajikan borjuis dapat menjadi mungkin dan menemukan titik cerahnya di hadapan umat manusia. Lalu kenapa Deirdre McCloskey bersusah payah menjelaskan ini? Setidaknya ada tiga tujuan utama McCloskey: pertama memulihkan imej kapitalis yang kadung negative. Mematahkan stereotip anti-borjuis. Menegaskan posisinya sebagai libertarian politk-ekonomi dan kebajikan Kristen, yang dapat membuat kapitalisme jauh lebih baik.

 

Baginya kebajikan etis borjuis bersifat amat personal, dari “kapasitas etis” yang mesti kita kelola untuk memperbaiki diri dengan usaha, latihan, dan kebiasaan. Kebijaksanaan saja tak akan bekerja dengan baik, entah secara etis maupun finansial, tanpa seimbangnya kebajikan lain. Borjuis secara ideologis menggenggam tiga fokus utama sekali waktu: kesetaraan, property, dan kerja yang bermartabat.

 

Selama kebajikan dari kebijaksanaan (virtue of prudence) berada di pusat pandangan dunia borjuis, borjuis tetaplah bagian dari keseluruhan masyarakat. Kehidupan borjuis kompatibel dengan kehidupan etis. McCloskey ingin bilang bahwa kapitalisme sesungguhnya baik untuk kita. Setidaknya ada dua argument utama atas ini: argument etis dan argument instrumental.

 

Dalam argument etis, orang-orang asing yang berkerumun di pasar senantiasa mengalami perbaikan dari waktu ke waktu, mereka akhirnya smeakin sanggup memperlakukan orang lain dengan penuh penghargaan dengan cara yang setara, tak seperti model hubungan feodalisme yang bentuknya majikan-budak.

 

Argumen instrumentalisme mengungkapkan, bahwa dominasi politik dari nilai borjuis telah menuntun umat manusia menuju pertumbuhan eknomi yang berkelanjutan, bersama dengan kebebasan dan kenaikan standar hidup kelas menengah yang mengekor di belakangnya, termasuk ruang bagi pengembangan etika yang lebih mendalam.

 

McCloskey berkata, hampir semua lapangan sosiologi sejak Marx sampai Durkheim terlalu berfokus pada masalah ketimbang solusi atas kehidupan borjuis modern. Padahal tema besar borjusi sesungguhnya adalah: “Good capitalism takes hard work, but it is honourable work.