Kebajikan
jauh lebih fundamental daripada agama. Kebajikan (virtue) merupakan hal paling esensial bagi masyarakat atau ekonomi
agar bisa berjalan dengan baik.
Hari
ini, keyakinan modern dari ekonomi ialah kebajiakn atas mementingkan diri
sendiri dengan motif profit dan kebijaksanaan. Deidre McCloskey berkata, “greed
is good”.
Meskipun
kini dikenal sebagai seorang libertarian, McCloskey pernah menjadi Marxisme
tulen. Lalu dia hijrah ke University of Chicago, mengambil konsentrasi ekonomi.
Lambat laun ia menjadi lebih dewasa dan dapat melihat segalanya dengan lebih
jernih. Kebijaksanaan menjadi kebajikan dari keuntungan memperhatikan diri
sendiri dan individualisme merupakan sebuah kebajikan, karena kita ingin semua
orang dapat mengurus dirinya sendiri dengan baik.
Sikap
ini penting secara sosiologis, ekonomik, dan politis. Untuk memahami ini kita
perlu melampaui utilitarianisme Jeremy Bentham yang menekankan kebijaksanaan
sebagai satu-satunya yang penting (prudence)
dan etika Kantian yang mematuhi perintah moral dengan jargon keadilan miliknya
(justice).
Segala
jenis kebajikan seperti cinta, keadilan, keugaharian, keberanian, dan harapan,
semua bisa direduksi dalam kebijaksanaan (prudence).
Bentham berusaha mereduksi semua itu dalam kebijaksanaan, Kant ingin
mereduksinya ke dalam keadilan (justice).
Dan baik kebijaksanaan dan keadilan, tidak pernah berhasil dalam setiap tempat
dan setiap zaman.
McCloskey
menarik argumentasinya jauh sampai ke Aristoteles yang membagi empat jenis
kebajikan. Pertama adalah keberanian yang terwujud dalam masyarakat militer.
Kedua keadilan, tentang bagaimana kita memperlakukan orang lain sebagaimana
yang layak mereka terima. Ketiga adalah keugaharian, yakni soal control diri.
Terakhir adalah kebijaksanaan. Tradisi Barat selalu beranjak dari batu gagasan
ini.
Sedang
kebajikan cardinal, atau kebajikan Kristen terdiri dari iman, harapan, dan
cinta. Tapi bukan berarti Kristen bisa mempraktikannya dengan baik. McCloskey
lalu berupaya menafsirkan kebajikan Kristen tersebut dalam bingkai interpretasi
secular. Harapan diartikan sebagai proyeksi, untuk memahami tempat yang mesti
kita tuju. Takdir adalah kebajikan untuk memiliki identitas. Intinya adalah
melihat ke belakang. Sebagai komplementer dari pandangan ke depan. Terakhir
adalah cinta, dan inilah unsur yang paling mulia. Cinta di sini lebih mirip
dalam agape, cinta tertinggi dalam terminologi Yunani.
Deidre
McCloskey memang salah satu yang kontroversial kontemporer ini. Gagasan yang
banyak mencuri perhatian dalam tiap debat ekonomi adalah, upaya McCloskey
mengintegrasikan kebajikan Aristotelian dan kebajikan Kristen dalam kebajikan
borjuisnya. Keduanya harus harmonis, harus seimbang. Tidak boleh saling
mengekslusi satu sama lain. Sebab bila hanya ada keberanian dan takdir, maka
terciptalah fasisme, yakni ketidakseimbangan kehidupan manusia. Bila hanya ada
keadilan dan harapan maka terciptalah sosialisme, yakni ketidakseimbangan
masyarakat manusia.
Yang
kita butuhkan, ungkap McCloskey dengan tegas, adalah ke-7 nilai tersebut.
Secara sekaligus.
Masyarakat
kapitalisme modern menurutnya harus jadi liberal sejak dari akarnya. Ke-7 nilai
tersebut harus terintegrasi satu sama lain.
Dalam
masyarakat yang baik, semua warga sipil tidak boleh secara bersamaan merupakan
orang jahat, tidak boleh kita berpikir bahwa kebijaksanaan adalah satu-satunya
kebajikan, tidak boleh kita berpikir bahwa harapan dan ketidakadilan adalah
satu-satunya ideal bagi masyarakat sosialis. Jika kau menengok sedikit ke abad
20, abad paling muram dalam sejarah, barangkali kau bisa menciptakan Hitler
atau Stalin.
Maka
satu-satunya yang kit abutuhkan dalam ekonomi bukanlah kebajikan yang kejam,
bukan keadilan dalam kehidupan paling personal. Kita butuh keseimbangan
sebagaimana filosofi Cina klasik, atau filsafat India klasik, atau filsafat
Yunani kuno. Kita butuh keseimbangan dari ke-7 nilai tadi.
Dengan
ketujuh nilai tadi, maka kebajikan borjuis dapat menjadi mungkin dan menemukan
titik cerahnya di hadapan umat manusia. Lalu kenapa Deirdre McCloskey bersusah
payah menjelaskan ini? Setidaknya ada tiga tujuan utama McCloskey: pertama
memulihkan imej kapitalis yang kadung negative. Mematahkan stereotip
anti-borjuis. Menegaskan posisinya sebagai libertarian politk-ekonomi dan kebajikan
Kristen, yang dapat membuat kapitalisme jauh lebih baik.
Baginya
kebajikan etis borjuis bersifat amat personal, dari “kapasitas etis” yang mesti
kita kelola untuk memperbaiki diri dengan usaha, latihan, dan kebiasaan.
Kebijaksanaan saja tak akan bekerja dengan baik, entah secara etis maupun
finansial, tanpa seimbangnya kebajikan lain. Borjuis secara ideologis
menggenggam tiga fokus utama sekali waktu: kesetaraan, property, dan kerja yang
bermartabat.
Selama
kebajikan dari kebijaksanaan (virtue of prudence)
berada di pusat pandangan dunia borjuis, borjuis tetaplah bagian dari
keseluruhan masyarakat. Kehidupan borjuis kompatibel dengan kehidupan etis.
McCloskey ingin bilang bahwa kapitalisme sesungguhnya baik untuk kita.
Setidaknya ada dua argument utama atas ini: argument etis dan argument
instrumental.
Dalam
argument etis, orang-orang asing yang berkerumun di pasar senantiasa mengalami
perbaikan dari waktu ke waktu, mereka akhirnya smeakin sanggup memperlakukan
orang lain dengan penuh penghargaan dengan cara yang setara, tak seperti model
hubungan feodalisme yang bentuknya majikan-budak.
Argumen
instrumentalisme mengungkapkan, bahwa dominasi politik dari nilai borjuis telah
menuntun umat manusia menuju pertumbuhan eknomi yang berkelanjutan, bersama
dengan kebebasan dan kenaikan standar hidup kelas menengah yang mengekor di
belakangnya, termasuk ruang bagi pengembangan etika yang lebih mendalam.
McCloskey
berkata, hampir semua lapangan sosiologi sejak Marx sampai Durkheim terlalu
berfokus pada masalah ketimbang solusi atas kehidupan borjuis modern. Padahal
tema besar borjusi sesungguhnya adalah: “Good
capitalism takes hard work, but it is honourable work.”
0 Komentar