Nizar Qabani adalah penyair Timur Tengah yang ofensif untuk geokultur di mana ia tumbuh dan hidup. Bukan karena tudingannya terhadap agama yang seradikal Adonis, tapi karena vulgaritas yang dinilai berjurang dari adab Timur Tengah.

 

Buku puisi Nizar Qabani bertajuk “Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau”, sebuah plesetan dari kalimat syahadat yang terkenal dalam Islam. Tapi ini bukan istilah yang orisinal dari Qabani sesungguhnya, melainkan dari sebuah lagu yang berjudul sama. Beberapa di bawah ini, adalah puisi Nizar Qabani favoritku.

 

 

Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau

 

1/

 

Aku bersaksi tiada perempuan

yang begitu piawai dalam permainan, selain engkau

yang betah akan kedunguanku

selama sepuluh tahun, seperti betahnya engkau

yang sabar akan kegilaanku seperti sabarnya engkau

yang memotong kuku-kukuku

yang merapikan buku-bukuku

yang mengirimku ke taman kanak-kanak

selain engkau

 

2/

Aku bersaksi tiada perempuan

yang menyerupaiku seperti lukisan minyak

dalam pikiran dan tindakan, selain engkau

dalam kewarasan dan kegilaan, selain engkau

dalam lekasnya bosan

dan akasnya pertautan

selain engkau

 

Aku bersaksi tiada perempuan

yang mampu menyita perhatianku

separuh dari apa yang telah kau rampas

yang mampu menjajah hidupku seperti yang kau lakukan

dan membebaskanku seperti yang kau lakukan

 

3/

Aku bersaksi tiada perempuan

memperlakukanku seperti bocah berusia dua bulan

selain engkau

yang menyuguhiku susu burung pipit

bebunga dan permainan selain engkau

 

Aku bersaksi tiada perempuan

yang amat dermawan padaku bak lautan

jernih bagai puisi

memanjakanku sebagaimana yang kau lakukan

dan merusak diriku seperti yang kau perbuat

aku bersaksi tiada perempuan

yang telah mengulur masa kanak-kanakku

hingga setengah abad lamanya, selain engkau

 

4/

Aku bersaksi tiada perempuan

yang mampu berucap, inilah para wanita, selain engkau

dan pada pusarnya

bersemayam pusat semesta ini

aku bersaksi bahwa tiada perempuan

yang diiringi pepohonan kala ia berjalan

selain engkau

yang peluh dinginnya dinikmati kawanan merpati

selain engkau

 

yang bulu ketiak hangatnya disantap oleh domba

selain engkau

aku bersaksi tiada perempuan

yang merangkum kisah kewanitaan dalam dua kata

yang membangkitkan kejantananku

selain engkau

 

5/

Aku bersaksi tiada perempuan

yang pada buah dada kanannya zaman terhenti

selain engkau

yang pada buah dada kirinya revolusi pecah

selain engkau

 

Aku bersaksi tiada perempuan

yang mampu mengubah hukum-hukum dunia

dan mengubah peta halal dan haram

selain engkau

 

6/

Aku bersaksti bahwa tiada perempuan

yang menyerbuku, pada saat-saat rindu, seperti lindu

membakarku, menenggelamkanku

meyalakan apiku, memadamkan apiku

memecahku menjadi dua bagian seperti hilal

aku bersaksi tiada perempuan

yang menduduki jiwaku begitu sangat lama

begitu sangat indah

menanamiku

mawar Damaskus

mint

dan jeruk

 

Wahai perempuan

yang kubiarkan pertanyaanku menggantung di balik

rambutnya

sedang satu pertanyaanku tak ia jawab

wahai perempuan, segala bahasa

tetapi

berkecamuk dalam pikiran dan tak terucapkan

 

7/

Wahai perempuan bermata samudra

yang kedua tangannya bercahaya

yang kehadirannya memesona

wahai yang putih seputih perak

dan berkilauan bagaikan kristal

 

Aku bersaksi tiada perempuan

pada samudra dekapannya, berkumpul segala masa

ribuan galaksi berotasi

aku bersaksi tiada perempuan, selain engkau, kasih

pada kedua lengannya tumbuh awal mula kejantanan

dan akhir kejantanan

 

8/

Wahai perempuan bermata tajam, berkulit bening

perempuan yang bijak dan menawan

wahai perempuan yang elok dan menggairahkan

perempuan yang selalu seperti anak kecil

aku bersaksi tiada perempuan

yang terbebas dari jeratan hukum Ahlul Kahfi, selain engkau

yang meluluhlantakkan berhala-berhala mereka

menghancurkan angan-angan mereka

dan meruntuhkan kerajaan Ahlul Kahfi, selain engkau

aku bersaksi tiada perempuan

yang mengarahkan dadanya pada pisau kabilah

dan aku anggap cintaku padanya

sebagai inti kebaikan

 

9/

Aku bersaksi tiada perempuan

yang datang persis sebagaimana aku tunggu

yang rambutnya lebih panjang dari yang aku mau

sedangkan bentuk buah dadanya

persis seperti yang aku rancang dan aku gambar

 

Aku bersaksi tiada perempuan

yang keluar dari kepulan asap saat aku merokok

terbang seperti merpati putih dalam benakku, saat aku terbayang

wahai perempuan yang aku tuliskan ke dalam buku

kendati kulukiskan dalam semua puisi

ia tetap lebih indah dari semua yang aku tulis

 

10/

Aku bersaksi tiada perempuan

yang bercinta denganku di puncak peradaban

yang mengeluarkanku dari debu dunia ketiga

selain engkau

 

Aku bersaksi tiada perempuan

yang melepaskan diriku dari belenggu

yang mengayomi tubuhku

yang berbicara denganku seperti berbicara dengan gitar

 

Aku bersaksi tiada perempuan

yang mampu mengangkat derajat cinta setara dengan salat

selain engkau, selain engkau

selain engkau

 

 

Sudah Takdir Engkau Sebagai Perempuan

 

Sudah takdir engkau sebagai perempuan

aku sangat puas dengan takdir ini

aku bagian darimu, hai dara

sebagaimana hijau bagian dari pohon

aku suaramu, dara

seperti keluh ‘ah’ bagian getaran string gitar

kau adalah hujan yang membasuhkan, maka jangan

kau halangi aku menikmati tetesan hujan

engkau adalah penglihatanku, lalu bisakah

mata melihat tanpa penglihatan?

 

 

Peradaban

 

Cintamu membersihkanku dari kehidupan primitifku

mengangkat pasir dan bebatu kerikil dari tubuhku

mengantarkanku ke dalam istana air, setiap malam

mengirim tubuhku ke dalam biru kata-kata

dan saat kutanya:

siapakah dirimu kekasih?

lalu tersibaklah wajahmu

kemudian cinta berkata: inilah peradaban

 

 

Kesepadanan

 

Kasih, aku jatuh cinta

maka aku ada

kasih, aku menulis

lalu kudapatkan kembali waktu yang sirna

 

 

Bahasa

 

Apakah setiap lelaki yang jatuh cinta

Dituntut untuk menggunakan kata-kata?

atau setiap kali perempuan yang ingin bercinta dengan kekasihnya

diharuskan tidur bersama para imam dan ahli bahasa

oleh karena itu semua

tak kukatakan apa-apa pada wanita yang kucinta

kumasukkan dalam koper segala hal tentang cinta

kemudian aku lari dari segala bahasa