Joko Pinurbo selalu hadir dengan puisi bersahajanya, sederhana, tapi tetap mengena. Ipmpresi yang sama aku dapati ketika baca buku Sepotong Hati di Angkringan.

 

Solilokui Sebelum Tidur

 

Siapa bilang kamu bisa

membasmi sepi dengan kecanggihan

teknologimu? Sepi itu lebih kreatif

dan adaptif dari dirimu

 

Sudahlah, lebih baik ciptakan

cara-cara baru untuk menikmati

kesepian-kesepianmu. Salah satunya

seni bangun pagi yang santuy,

tidak kecut dan cemberut.

 

Bukan salah sepi jika kamu

kesepian. Salahmu sendiri tidak bisa

berkolaborasi dengan sepi

 

Wawancara Tengah Malam

 

Kamu tahu apa dosa tebesarmu?

Korupsi. Mencuri uang rakyat.

Bukan.

Menyakiti,

menganiaya,

membunuh orang.

Bukan.

Lalu apa, dong?

Kamu melakukan semuanya

dengan menggunakan nama-Ku.

Apakah dosa saya bisa diampuni?

 

Hari Ibu

 

Ia menyambung hatinya yang patah

dengan hati ibunya yang pernah pecah

 

Ia mengobati matanya yang perih

dengan air matai bunya yang jernih.

 

Tidur yang Sumuk

 

Tidurku sumuk sekali

karena aku mengenakan

selimut berlapis-lapis

Lapis pertama, ilusi.

Lapis kedua, gengsi.

Laipis ketiga, ambisi.

Lapis keempat, tipu diri.

 

Protokol Kewarasan

 

1. Menutup wajah dengan wajah yang lebih tulen.

2. Menjaga jarak dengan kenangan.

3. Mencuci hati dengan harum hati.